Minggu, 20 Maret 2016
Tugas 2 ~ bahasa indonesia 2
Berfikir Deduktif
· Silogisme kategorial
PU : Semua guru di SD 06 mengikuti study tour.
PK : Yati mengajar di SD 06.
K : Yati mengikuti study tour.
Pada tahun ini semua guru di SD 06 akan melaksanakan Study Tour. Mereka ingin mengunjungi Bogor . Kebetulan Yati merupakan wali kelas , kelas 3 SD. Dia mengajar di sekolah SD 06. Oleh karena itu, Yati akan mengikuti Study tour ke Bogor.
· Silogisme hipotesis
PU : Apabila besok banjir, saya tidak akan datang.
PK : Hari ini banjir.
K : Hari ini banjir, saya tidak datang.
Saya sudah bilang padanya bahwa apabila hari esok akan banjir, saya tidak akan datang ke rumahnya. Pada akhirnya, hari ini telah banjir sangat dalam . Maka dari itu hari ini saya tidak bisa datang kerumahnya.
· Silogisme alternative
PU : Nina bersekolah di SMP atau SD.
PK : Nina bersekolah di SMP.
K : Ninai tidak bersekolah di SD.
Karena badanya yang kecil, semua orang bingung apakah Nina pelajar SMP atau pelajar SD. Ternyata, Nina belajar di SMP . Oleh karena itu, Nina bukanlah pelajar SD.
· Entimen
PU : Anak yang pintar selalu rajin belajar.
PK : Toni adalah anak yang pintar.
K : Toni rajin belajar.
Entimen : Toni rajin belajar, karena ia anak yang pintar
Berfikir induktif
· Generalisasi
Pemerintah telah menjadikan pulau komodo sebagai habitat pelestarian komodo. Di ujung kulon, pemerintah membuat cagar alam untuk pelestarian badak bercula satu . selain itu , sejumlah undang-undang dibuat untuk melindungi hewan langka dari incaran pemburu. Banyak cara yang telah dilakukan pemerintah untuk melestarikan hewan-hewan langka.
· Analogi
demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak berperasaan , ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu , kita sebagai manusia apabila diberi kepandaian dan kelebihan , bersikaplah seperti padi yang selalu merunduk .
· Hubungan kausal
Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon dihutan sebagai penyerap air banyak yang ditebang . di samping itu, irigasi didesa ini tidak lancar . Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertanian. Oleh karena itu , tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar